Sumber: http://fimadani.com/
1. Ramadhan Bulan Kemudahan Ibadah,
Uniknya ramadhan adalah kemudahan ketika melakukan ibadah jadi terasa
lebih ringan. Betapa saat kita di luar bulan ramadhan mentargetkan 1,5
juz sehari atau khatam dalam 3 bulan, syarat minimal yang seharusnya
mampu dilaksanakan seorang kader. Kadang tidak terpenuhi. Beragam alasan
sering mewarnai mulai dari kesibukan aktivitas dan sebagainya. Tapi
beda saat ramadhan, khatam al Quran 2 kali dalam sebulan adalah hal yang
biasa dan mudah. Karena memang pada bulan ramadhan, setan-setan
terbelenggu dan terkunci dalam neraka. Sehingga tidak ada yang
membisikkan keburukan kepada manusia. Semakin ringan langkah dalam
beribadah.
Apabila tiba bulan ramadhan, dibuka pintu-pintu surga dan ditutup neraka serta syetan-syetan dibelenggu ( HR. Bukhari-Muslim)
2. Melatih Pengendalian Diri Karena Sabar itu Manis
Masih ingat iklan sebuah minuman penyegar versi Ramadhan yang
menampilkan KH. Zainuddin MZ sebagai bintangnya. Saya masih ingat dan
cukup hafal dialognya. “Puasa Ramadhan itu melatih pengendalian diri, masih banyak…………..” tidak perlu saya teruskan ya, karena memang bukan itu fokus utama pembahasann kita. Tetapi ada pada kata pengendalian diri.
Said Hawwa menuliskan dalam kitab nya Al Islam, “Sesungguhnya
pengendalian diri merupakan sesuatu yg penting bagi manusia. Ia mutlak
dibutuhkan setiap orang. Setiap orang pasti setuju akan hal itu. Karena
apabila setiap orang tidak mempunyai pengendalian diri dan mereka
menurutkan saja semua ingin hawa nafsunya dan ia bisa bisa memenuhi dan
melampiaskannya, maka ini adalah indikasi bahwa kehidupan manusia di
dunia ini tidak akan berlangsung lama, kehidupan manusia akan berakhir
hanya dalam beberapa saat saja karena kehidupan akan berubah menjadi
suatu malapetaka yang tidak akan mampu untuk ditahan.”
Masih ingat ulasan saya tentang keseimbangan dan perintah untuk tidak merusak keseimbangan itu?
“Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.” (QS. Ar Rahman : 9 )
Lawan dari keseimbangan adalah keberlebihan atau berlebih-lebihan. Dan berlebih-lebihan adalah sifat setan.
“Sesungguhnya seorang yang berlebih-lebihan itu adalah saudarnya setan” (QS. al-Isra:28).
Dan melalui puasa, Allah men-tarbiyah kita untuk lebih mawas
terhadap keseimbangan diri. Lebih mawas untuk menahan dan mengendalikan
diri. Untuk mendekati yang halal saja harus menanti hingga bedug adzan
maghrib berkumandang. Diharamkan sementara waktu, harus ditahan
keinginan untuk makan, minum, berhubungan suami istri. Dan inilah
hikmahnya saat seseorang berhasil mengendalikan diri dan menjaga
keseimbangan dirinya. Maka saat waktu nya tiba semua akan indah dan
nikmatnya pun bertambah. Tapi bila kita gagal mengendalikan diri, maka
petaka lah yang akan menghadang. Seperti seorang yang gagal
mengendalikan nafsu syahwatnya terhadap wanita hingga terlampiaskan pada
yang tidak halal kemudian harus menangung akibat penyait kelamin
tertentu. Atau seorang berlebihan mengkonsumsi gula karena tak mampu
kendalikan diri hingga ia menderita diabetes dan harus disuntik insulin
setiap saat. Inilah hikmahnya inilah indahnya sabar dan mengendalikan
diri.
3. Ramadhan Melatih Kepekaan Sosial
Mengapa Ramadhan di penghujungnya diperintahkan untuk mengeluarkan
zakat fithrah berupa memberikan bahan pangan kepada mustahik. Kemudian
bagi yang berhalangan untuk menunaikan puasa, ada perintah untuk
membayar fidhyah, memberi makan pada fakir miskin. Semua itu karena
Ramadhan adalah bulan pelatihan bahwa tak sekedar cukup menjadi sholeh
sendiri, tapi juga harus mampu mensholehkan lingkungan. Dan musuh dari
kesholehan adalah kekafiran, pintu awal kekafiran adalah kefakiran. Dan
kemudian metode pendidikan yang paling tepat disetiap pelatihan adalah
pendidikan dengan mengalami langsung. Learning by doing.
Untuk bisa mensholehkan lingkungan, maka harus terbentuk terlebih
dahulu kepekaan. Sehingga sesuatu itu menjadi urgent atau penting untuk
dirinya. Nah, sarana untuk melatih kepekaan adalah dengan turut
merasakan apa yang orang lain rasakan. Seperti sebuah program televisi
“Jika Aku Menjadi” , merasakan secara langsung kehidupan orang-orang
yang termarginalkan dari sisi ekonomi. Ramadhan pun demikian, ia
disetting untuk melatih kepekaan setiap mukmin untuk dapat merasakan
kekurangan orang lain. Saat Ramadhan, perut dilaparkan maka saat itu
kita belajar betapa berharganya sebuah suapan nasi. Betapa berharganya
keringat ayah, keringat suami yang mencari nafkah. Merasakan derita kaum
dhuafa yang merintih lapar. Maka terketuk lah nurani-nurani yang
disemaikan iman. Lahirlah sebuah kepedulian.
Ibnu Abbas berkata “ Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitri untuk
mensucikan jiwa orang yang telah berpuasa dari kesalahan dan perkataan
kotor serta untuk memberi makan orang-orang miskin.” ( HR Nasa’i, Ibnu Majah, Daruquthni, Al Hakim, hadits ini shahih)
4. Ramadhan, Melatih Kesiapsiagaan
Mengapa puasa wajib yang diberlakukan terhadap umat muslim nan
beriman, ditetapkan pada bulan Ramadhan yang menggunakan penanggalan
qamariyah, yang perhitungan harinya berdasarakn peredaran bulan
mengorbit bumi. Saya mengambil argumen dari buku yang ditulis Said
Hawwa. Alasan pemilihan penanggalan qamariyah, karena kekonsistennya.
Bulan beredar mengorbit bumi, sementara penanggalan syamsiyah yang
dijadikan patokan adalah bukan berdarnya matahari, melaninkan gerak semu
matahari. Karena bumi lah yang beradar mengelilingi matahari. Maka ada
perbedaan hari yang sangat signifikan. Seperti adanya penanggalan
kabisat setiap 4 tahunan. Sementara Tahun Hijriyah yang menggunakan
penanggalan qomariyah nyaris tidak ada perbedaan disetiap bulannya.
Ramadhan berjumlah 29 atau 30 hari, dan 30 hari adalah kondisi force major sebuah kondisi tertentu dimana harus dilakukan pembulatan hari menjadi 30 karena hilal 1 Syawal belum tampak.
Selain itu, Ramadhan yang menggunakan penanggalan qamariyah lebih
pendek dari pada tahun syamsiyah. Maka ramadhan tahun ini lebih cepat
atau maju 11 hari dari Ramadhan tahun sebelumnya. Sehingga jatuhnya
Ramadhan tidak selalu pada musim tertentu. Tapi hampir bisa terjadi di
semua musim. Musim dingin, musim panas, musim hujan, musim kemarau,
musim semi, musim gugur. Apa hikmahnya? Bulan ramadhan disiapkan untuk
menjadikan kita ummat yang kuat dan tangguh. Karena puasa adalah ibadah
wajib yang harus dilakukan meski ia berada di musim yang panasnya luar
biasa atau di musim dingin yang menusuk tulang. Dengan demikian,
menjadikan seorang mukmin untuk senantiasa bersiapsiaga menghadapi
segala macam kemungkinan dan menjadikannya ummat yang tangguh. Ingat,
Perang Badar juga terjadi saat Ramadhan dan umat muslim memenangkannya.
5. Ramadhan, Rehatnya Sistem Pencernaan
Seperti halnya mesin atau komputer, sistem tubuh kita juga memiliki waktu maintenance. Rehat sejenak untuk memeriksa apakah ada sistem yang corrupt
atau ada yang rusak atau sekedar untuk perawatan rutin. Begitu juga
dengan sistem pencernaan dalam tubuh kita. Sepanjang tahun 3 kali dalam
sehari mungkin lebih selalu bekerja mencerna makanan yang diasupkan ke
tubuh kita, nyaris tanpa waktu jeda. Untunglah sistem pencernaan kita
buatan Allah bukan buatan manusia. Klo buatan manusia pasti sudah
sering hang ibarat komputer kalo tidak pernah mati. Dan Ramadhan, adalah
bulan yang disiapkan Allah untuk maintenance sistem pencernaan
kita. Mengkosongkan isi perut, dengan melaparkannnya, atau kalau dalam
bahasa komputer sering kita menyebut dengan disk clean up.
Seorang ahli kedokteran muslim, Al Harits ibn Kildah menuturkan “Perut adalah sarang penyakit dan diet adalah inti obat.”
Nah, dengan berpuasa Ramadhan, kita dilatih untuk hidup lebih sehat
dengan maintenance rutin sistem pencernaan sehingga kinerjanya dalam
mencerna asupan nutrisi yang masuk dapat optimal.
6. Ramadhan adalah Bulan Tarbiyah Madrasah Jiwa
Keunikan dari bulan Ramadhan adalah nuansa keislaman sangat kental
terasa disepanjang harinya. Seperti yang pernah kita ulas sebelumnya
betapa saat Ramadhan terdapat banyak kemudahan untuk melakukan amal-amal
terbaik. Mengkhatamkan al Quran, shalat malam, bersedekah , dsb.
Selain itu atmosfir Ramadhan yang islami, menumbuhkan semangat untuk
lebih dalam mempelajari islam. Masjid-masjid setiap ba’da shalat tarawih
atau ba’da shalat shubuh, atau jelang berbuka puasa diadakan
ta’lim-ta’lim, kajian-kajian, yang ringan dan sederhana. Iklim saling
berbagi tausiyah menjadi mudah ditemui dimanapun. Sehingga layak bila
bulan Ramadhan disandangkan nama sebagai syahrut tarbiyah bulan pendidikan.
Selain itu pada bulan Ramadhan juga merupakan madrasah atau
‘sekolah’. Ada tata krama dan etika yang menyertainya seperti saat kita
bersekolah dulu ada waktu yang telah disepakati dan harus ditaati kapan
mulai pelajaran kapan istirahat kapan waktu pulang dan juga syarat dan
ketentuan tertentu untuk tidak mengikuti pelajaran karena ada udzur atau
halangan. Demikian dengan madrasah Ramadhan.Ada waktu yang harus
dipatuhi kapan memulai berpuasa dan mengakhirinya, ada syarat dan
ketentuan yang harus dipenuhi bila ada udzur yang menyebabkan seseorang
tidak berpuasa karena ada udzur yang syar’i. Semua itu adalah aturan
yang harus ditaati. Dan taat adalah kunci awal ketaqwaan.
7. Ramadhan Melatih Keikhlasan
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman : “ Kullu ‘amali ibnu aadama lahu illash shiyaam, fa innahu li wa ANA ajzi bihi, Seluruh amalan bani adam adalah untuk nya kecuali puasa, dan Aku (Allah) yang akan membalasnya.”
Nah gan, dah tau? Kalau bermanfaat silahkan copast. Tulisin Sumber-Sumbernya. Makin Rajin Ibadah all,
--Yha--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar